"welcome my blog"

Sabtu, 12 November 2011

Tukang Rusuh Kampus

Ahahahahahaha..
Tukang rusuh kampus
ada reza, cibenk, rahmat dan risky
ahahhaha,..
Gak ada mereka lokal kampus sunyi
kalo ada mereka lokal kampus keramaian..
ahahahha..
Macam tingkah di lokal kami..
Macam juga kejadian yang terjadi
  Ada datang macam tak datang
Ada cuma nambah bilangan

Ada lagi yang tukang rusuh arie putri
ahahahaha,, ini dia yang paling rusak ahahahha
bijak kali jadi anak
ahahhahha
awaq aja minder
wwkkwkwkwkkwk


Yang tukang rusuh ini pulag sebagai mata-mata
tau aja semua gerak-gerik anak lokal
macam ada kamera tersembunyi
hampir semua anak lokal cerita sama mereka
ahahahahha.. ntah apa yang spesial malah makin rusak
ahahaahahha
tapi itulah teman
bukan hanya teman
teman yang buat rusuh
teman yang buat masalah
tapi teman juga yang bisa bantu menyelesaikan masalah itu.
aaahaahha....
ini pertemanan yang gak bedanya sama Anak SMA
ada aja tingkah ahhahaa..

Hampir semua rusak tapi ini semua di nodai oleh mereka..
ahahhaa.. mereka adalah petunjuk jalan...ahahahha*pisss

mungkn karena gini makanya semakin timbul kebersamaan bagi beberapa orang..
Kalo dah ngampus, masalah apapun lewat
masalah tugas pun enteng..wkwkwkwkwk*sok iya
Semua ada di lokal kami
reg B hiiihihihi

Jumat, 04 November 2011

Sifat Guru dan Sifat Siswa


Seberapa penting pengaruh pendidik untuk semangat anak didik??
Sangat penting!! 

Kemauan ataupun keinginan anak didik terhadap mata pelajaran dapat dipengaruhi oleh cara pengajaran guru dan bagaimana cara pendidik menumbuhkan semangat dan motivasi untuk anak didik.
Guru atau pendidik yang mampu memberi semangat kepada anak didik mereka adalah pendidik yang mengerti sifat guru yang ingin menumbuhkan dorongan kepada anak didik.   

Memberi dorongan eksternal pada anak didik merupakan hal yang sangat penting untuk memberi kemauan dan keingintahuan kepada  anak didik. Terkadang, anak didik ingin mendapat suatu kenyaman jika pendidik melakukan pengajaran. Bagaimana cara pendidik berkomunikasi dengan murid , bagaimana pendidik mengetahui cara mengajar yang diinginkan anak didik. 

Misalnya, Pertama kali memasuki kuliah saya kurang begitu suka dengan mata pelajaran Faal. Sulit saya pahami bagaimana terapan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari, tetapi dengan dosen yang selalu membingbing dan tetap memberi semangat dengan sendirinya saya termotivasi sendiri. Bahasa latin dalam pelajaran itu pun jadi dianggap bahasa yang biasa.
Jika pendidik berkomunikasi baik dengan anak didik maka anak didik mengganggap bahwa pendidik itu juga bisa sebagai teman walaupun masih dalam aturan atau batasan.

Namun apa jadinya jika sifat baik pendidik  bertentangan dengan sifat siswa?
Disamping pengaruh pendidik terhadap minat belajar anak didik , sifat siswa ikut juga berperan dalam kesukaan dengan mata pelajaran. Biasanya siswa tidak menyukai satu bidang mata pelajaran karena tidak memiliki bakat arah kesitu.

Misalnya, saya tidak menyukai pelajaran fisika. Bukan karena pendidik tidak bagus dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut tapi karena minat saya tidak sampai pada arah itu. Saya merasa capek jika hitungan. Setiap benda yang jatuh dihitung.. bosan dan malas!!
Tetapi saya tetap mengikuti dan menguasai pelajaran itu karena ada tanggung jawab bagi saya sebagai anak didik.


Tetapi ada juga sifat siswa yang tidak peduli dalam mata pelajaran walaupun pendidik selalu memberi motivasi. Anak didik Menggangap pelajaran itu kecil dan dipasrahkan dengan nasib baik tanpa adanya usaha. Hal ini sering terjadi pada anak didik yang memilik pendidik  yang “cuek” dan bagi anak didik itu meyakini pendidik baik dalam memberi nilai.

Maka pentingnya suatu keseimbangan antara  hubungan pendidik dan anak didik dalam proses belajar mengajar untuk menumbuhkan semangat anak didik. Pendidik harus mampu menjadi dorongan eksternal yang kuat untuk anak didik dan anak didik pun harus mampu berpikir lebih kongkrit dan berusahan dan tidak hanya mengandalkan “nasib baik”!!

Dalam kekalutan

Akibat Sindroma Alienasi

Pertemanan,
cerita yang tak pernah habis ujungnya.
Kebersamaan yang mungkin kita tidak dapat dari orang lain
Tingkat kenyamanan yang paling tinggi
Suka dan duka dirasakan bersama
Menyakini melangkah bersama pasti akan bisa
Dan kebanyakan teman lebih mengetahui semua apa yang dirasakan dibandingkan saudara ataupun orangtua
Sedikit banyaknya begitulah pertemanan.

Namun bagaimana pengaruh pertemanan untuk pelajaran dalam kuliah/sekolah?
Di lingkungan yang saya lihat banyak siswa/siswi yang tidak nyaman ataupun menjadi malas belajar karena masalah dalam pertemanan. Ada siswa /siswi yang pindah ke sekolah  hanya karena berantam dengan teman sehingga tidak mendapat kenyamanan dalam lingkungan itu. Merasa terasing dalam lingkugan yang lama itulah yang dirasakan tetapi ada juga siswa/siswi yang pindah karena tidak mendapat teman yang mengerti dia walaupun sudah mencoba bergaul dengan teman-teman yang lain dalam waktu yang terbilang cukup lama. Tidak sedikit siswa/siswi yang bercerita  akan hal ini pada saya sehingga membuat  saya dapat menyimpulkan bahwa pentingnya pertemanan dalam pendidikan.

Memang hal ini terbilang konyol tetapi saya sebagai mahasiswi juga membenarkan hal itu. Bagaimana kita tidak diterima dalam pertemanan dan bagaimana tidak berartinya  kita dalam pertemanan itu sangat berpengaruh. Misalnya, Jika ada suatu masalah dalam pertemanan kadang membuat siswa/siswi malas untuk sekolah atau kuliah karena takut mendapat sindroma alienasi, dimana sindroma alienasi ini adalah orang yang diasaingkan dari kelompok.

Terkadang orangtua atau orang dewasa menggangap hal ini bodoh, mereka terkadang berangapan bahwa anak terlalu bergantung , anak terlalu cengeng dan anak yang tidak bisa mandiri. Mereka tak pernah tahu bahwa penolakan dalam perteman sangat besar pengaruhnya baik dalam pendidikan, kemauan, kepercayaan diri  dan pergaulan. 

Dalam hal pendidikan anak menjadi tidak konsentasi dalam belajar, bagaimana tidak, orang yang ada masalah dengan si anak berada dalam lingkungan yang sama, misalanya sama-sama satu lokal atau satu sekolah sehingga membuat anak selalu bertemu dan terpikir.
Dalam hal kemauan anak menjadi anak yang pemalas, biasanya si anak adalah orang yang aktif jika berada dalam lokal ataupun organisasi di luar lokal akan merasa malas dan takut bahwa apa yang dilakukannya semakin berdampak buruk di tengah lingkungannya. 

Dalam hal kepercayaan diri anak akan menjadi takut untuk mengapresiasikan dirinya, ada rasa rendah diri karena terjadi penolakan , anak akan merasa minder dan si anak juga bisa berpikir dia rendah di tengah lingkungannya . Dan dalam hal pergaulan anak bisa menjadi introvet karena takut untuk beradaptasi ataupun bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar. Takut bahwa dia akan mendapat penolakan lagi. Anak menjadi pemurung dan jelas semakin memberi dampak negatif bahwa anak semakin sedikit mendapat pengalaman atau cerita dari lingkungan sekitarnya karena anak selalu diam di tempat, merasa ketakutan untuk maju selangkah dalam berteman.

Hal yang wajar jika orangtua/dewasa memberi arahan dalam hal pertemanan kepada seorang anak tetapi orangtua /dewasa juga jangan sampai menyampaikan bahasa yang tidak asertif  sehingga membuat anak merasa malas dan takut nantinya untuk bercerita. Terkadang orangtua/dewasa jika memberi satu arahan lebih sering menggunakan emosi yang buat si anak tak kan mau lagi untuk bercerita dan semakin merasa rendah.
Anak yang berada dalam dunia persekolahan ataupun dunia kuliah masih terbilang anak remaja. Kenyakan besar anak yang kuliah masih berusia 18-21 tahun yaitu memasuki dunia awal dewasa atau memasuki dunia akhir remaja. Anak yang terbilang masih labil dan masih perlu arahan dan pandangan. Disinilah peran orangtua harus mampu menjadi sahabat buat anak, bahwa orangtua pun ikut merasakan apa yang dirasakan si anak sehingga si anak dapat merasakan bahwa dia juga memiliki teman yang lebih berarti walaupun tidak dalam dunia sekolah atau perkuliahan. 
 
 Sabrina A Saragih 0053